Senin, 23 Mei 2011
proposal kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin, dan nifas masih merupakan masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian usia subur disebutkan masih terkait dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Lembaga kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun lebih dari 585 ribu meninggal pada saat hamil atau bersalin (Depkes RI 2005). Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, yaitu Singapura (3 per 1000), Brunei Darussalam (8 per 1000), Malaysia (10 per 1000), Vietnam (18 per 1000) dan Thailand (20 per 1000).Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2008, Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 248 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 35 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI 2008).
AKI dan AKB di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tinggi bahkan untuk AKI terjadi peningkatan pada tahun 2009 menjadi 121 orang, padahal tahun 2008 jumlah AKI 92 orang. Begitu juga dengan AKB pada tahun 2009 masih tercatat sebanyak 824 orang. Untuk menekan angka kematian ini, Pemerintah Provinsi mencanangkan program yang populer yaitu AKINO dan program tersebut telah berjalan. Salah satu program AKINO ini adalah pelayanan melahirkan gratis di seluruh fasilitas kesehatan. (Dikes NTB, 2009). Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, yaitu melalui pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karena upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat 2010 (Depkes RI,2004). Penyebab kematian ibu 90% disebabkan oleh perdarahan, toksemia gravidarum, infeksi, partus lama, komplikasi dan abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah, Sedangkan 10% disebabkan oleh komplikasi persalinan lain (Depkes RI 2005).
Salah satu penyebab kematian ibu di atas telah di uraikan bahwa di sebabkan oleh komplikasi. Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari Pertama haid terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau postterm pregnancy, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari.
Beberapa penulis menghitung waktu 42 minggu setelah haid terakhir, ada pula yang mengambil 43 minggu. Postterm, prolonged, postdates, dan postmature merupakan istilah yang lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (40 minggu). Menurut standar internasional dari American College of Obstetricians and Gynocologist (1997), kehamilan jangka panjang atau prolonged pregnancy ialah kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu lengkap 42 minggu (294 hari) atau lebih, yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Yang dimaksud lengkap 42 minggu ialah 41 minggu 7 hari, jika 41 minggu 6 hari belum bisa dikatakan lengkap 42 minggu2. Kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu >40 minggu sampai dengan 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau postdate pregnancy. Di samping itu, lebih dari setengah kematian bayi (56%) merupakan kematian neonatal (bayi baru lahir) yang umumnya berusia 0-6 hari. Penyebab langsung kematian bayi adalah asfiksia, Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR), dan infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung AKI dan AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2007). Dari data diatas dapat dilihat penyebab langsung kematian bayi yang berada pada urutan pertama adalah asfiksia. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu yakni terjadinya kehamilan lewat waktu, partus lama, preeklamsi/ eklamsi, perdarahan abnormal, demam selama persalinan. Jadi, jika ingin menekan kematian bayi dan balita, perhatian yang besar perlu pada upaya penyelamatan bayi baru lahir (Depkes RI 2007) . Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, angka ini bervariasi antara 3,5-14%1. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5 - 7 %. Variasi insiden postterm berkisar antara 2-31,37%7. Dari perolehan data di Rumah Sakit Umum Propinsi NTB pada tahun 2009 diketahui data kasus kebidanan sebagai berikut: pada tahun 2009 periode Januari – Desember diperoleh ibu yang bersalin berjumlah 2911 orang dan yang mengalami kehamilan postterm berjumlah 334 orang (11, 47%). Untuk data mengenai kasus gawat janin tahun 2009 periode Januari – Desember diperoleh sebanyak 184 kasus (Medikal Record RSUP NTB 2009). Dari berbagai uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin di RSUP NTB.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu ‘’Apakah ada hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin?’’.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin di RSUP NTB.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kehamilan postterm tahun 2010 Periode Januari-Juni di RSUP NTB.
b. Mengidentifikasi kejadian gawat janin tahun 2010 Periode Januari-Juni di RSUP NTB.
c. Menganalisis hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin di RSUP NTB.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau konstribusi pada tempat penelitian khususnya bidan agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi pendidikan khususnya bagi Akademi DIII Kebidanan UNW Mataram sebagai masukan dan menambah referensi tentang hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan, wawasan dan ide untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin.
5. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat terutama pada ibu-ibu bersalin tentang hubungan kehamilan postterm dengan kejadian gawat janin. Sehingga masyarakat mengetahui secara dini faktor – faktor terjadinya kehamilan postterm pada ibu bersalin.
Langganan:
Postingan (Atom)